Elisabeth Atika Irwan
511610002
Melalui komunitas Gubuk Tulis, saya sadar bahwa literasi itu
penting. Kita sebagai generasi muda harus bisa menyuarakan sesuatu gagasan yang
baik, yang dapat memberikan manfaat untuk ke depannya. Kita harus berani berbicara,
berani untuk tampil berbeda, berani untuk mengkritisi sesuatu yang tidak benar,
dan yang terakhir adalah berani mengambil tindakan. Terkadang kita masih hidup
di bawah “strata
sosial” yang berlaku, yaitu senior-junior, dsb, sehingga kita segan untuk
mengkritisi sesuatu yang dilakukan oleh orang yang lebih tua dari kita. Melalui
komunitas ini, kita diajak untuk berdiskusi lintas usia dan tidak memandang
strata sosial kita dan pastinya tetap menjunjung kesopanan yang sedari kecil
kita telah dididik oleh orang tua kita. Dengan hal ini, orang-orang yang lebih
dewasa lebih bisa membimbing generasi muda untuk menjadi orang yang lebih baik
lagi. Selain itu, saya lebih menyadari bahwa membaca itu sangatlah penting.
Seperti yang sering dikatakan orang, “membaca membuka jendela dunia”, hal ini
benar adanya. Namun realitanya, minat membaca kaum muda sangatlah rendah.
Komunitas ini memberikan solusi yaitu dengan adanya perpustakaan keliling yang
ada di taman.
Elisyia Kurniawati Siswanto
511610003
Gubuk Tulis telah
memberikan inspirasi bagi saya sebagai seorang mahasiswa. Melalui
kegiatan-kegiatannya yang sangat bermanfaat, Gubuk Tulis turut serta memajukan
bangsa Indonesia melalui cara mereka. Gubuk Tulis merupakan sebuah media bagi
kita untuk dapat mengembangkan cara berpikir secara kritis, yaitu melalui
forum-forum diskusi yang mereka selenggarakan. Selain itu, dengan membuat
tulisan yang nantinya akan dipublikasikan , kita dapat melatih kreatifitas
dengan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Kegiatan sosial yang mereka
lakukan juga sangat berguna bagi masyarakat khususnya anak-anak, yaitu mereka
membuat perpustakan keliling yang bertempat di Taman Merjosari. Oleh karena
itu, melalui Gubuk Tulis saya dapat belajar banyak hal yang menarik dan berguna
bagi kehidupan.
Ivana Gunawan
511610006
Saya
kagum dengan komunitas ini, sebab di balik sibuknya dunia jaman modern ini
masih ada orang-orang yang sadar dengan pentingnya ide dan literasi. Sebelum
saya berkenalan dengan Gubuk Tulis, saya juga merupakan salah satu orang yang tidak
terlalu peduli dengan literasi sebab saya merasa bahwa hal itu merupakan hal
yang dapat dilakukan oleh semua orang. Namun saya kemudian tersadarkan bahwa
berbahasa dan berkata itu mudah, namun untuk dapat menyampaikan gagasan dengan
baik, terutama dalam bentuk tulisan dan agar mendapat apresiasi dari orang lain
itulah yang sulit.
Apalagi mereka memiliki para ahli
yang dapat memunculkan berbagai ide yang dapat menjadi bahan diskusi, bahkan
diskusi yang dilakukan pun rutin tiap minggunya. Komunitas ini juga tidak
menarik biaya bagi siapapun yang ingin belajar bersama di tempat mereka. Selain
itu, mereka juga secara aktif membuka perpustakaan keliling agar anak-anak
daerah yang kurang memiliki kesempatan untuk membaca buku dapat belajar
membaca.
Michele Eliona Sena
511610008
Menurut
saya, kehadiran komunitas Gubuk Tulis sangat bermanfaat bagi masyarakat maupun
anggota komunitas tersebut. Melalui membaca, berdiskusi, dan menuangkannya ke
dalam tulisan, mereka dapat memyalurkan opini dan ide-ide kreatif mereka.
Selain itu, didapatkan pula cara penyelesaian masalah atau solusi dari opini
yang mereka kemukakan. Hal ini sangatlah baik, mengingat kurangnya kesadaran
membaca dan menulis masyarakat Indonesia. Sebagai masyarakat Indonesia yang
berbudi luhur dan berpengetahuan, penting untuk membaca. Dengan membaca,
pengetahuan kita akan semakin luas. Memiliki opini dan ide lalu menyalurkannya
ke dalam bentuk tulisan juga sangat dibutuhkan. Tersalurnya opini yang kita
miliki dapat berpengaruh besar bagi perkembangan dunia ini. Mungkin saja
sebelumnya ide tersebut tidak terpikirkan, namun melalui diskusi, ide-ide
tersebut pasti akan muncul dan akan berguna untuk membangun masyarakat
Indonesia. Selain itu melalui diskusi,
rasa toleransi dan musyawarah mufakat yang merupakan pencerminan dari
Pancasila akan tumbuh dan dikembangkan dalam komunitas tersebut.
Tiffany Meyrista Diandra
511610010
Dalam suatu
komunitas antar individu akan melakukan interaksi satu sama lain. Keselarasan
dalam berinteraksi itu semakin meningkat apabila keduanya memiliki kesatuan
ideologis yang sama. Sehingga dapat dipastikan bahwa mereka akan saling
menjalin hubungan sosial dengan baik. Selain itu, adanya prasarana untuk
berinteraksi menjadikan warga dari suatu kolektif manusia itu akan
saling berinteraksi; sebaliknya , adanya hanya suatu potensi untuk berinteraksi
saja belum berarti bahwa warga dari suatu kesatuan manusia itu
benar-benar akan berinteraksi. Jadi interelasi antar diri, keluarga dan
komunitas dapat dikiaskann dengan lapisan batang pada tumbuhan, yang mana
terdiri dari tiga buah lapisan, diantaranya diri, keluarga dan komunitas. Dari
beberapa kali kami mengunjungi Komunitas Gubuk Tulis, banyak hal yang bisa
dipelajari dari komunitas tersebut. Salah satunya adalah kami bisa lebih
menghargai sesama manusia tanpa membeda-bedakan dan toleransi antar sesama
sangat kuat di komunitas tersebut. Jadi, kesadaran mengenai keterkaitan dalam
komunitas sangatlah penting. Mengingat kita adalah makhluk yang tidak terlepas
dari suatu komunitas. Kesadaran ini nantinya akan memunculkan sikap saling
membutuhkan satu sama lain, sehinggga dapat memunculkan rasa solidaritas yang
tinggi.
Via Pertina
Kuswanto
511610011
Dalam mata kuliah
Pancasila ini saya sangat banyak belajar tentang pemahaman mengenai 5 Sila
Pancasila dan cara pengaplikasiaannya dalam sebuah komunitas. Yang pertama sila
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini mengajarkan untuk saling mengembangkan sikap hormat menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sebuah komunitas kami
juga belajar ternyata di Komunitas Gubuk Tulis mereka tidak hanya belajar
literature tentang satu agama saja namun mereka juga belajar dalam berbagai
agama. Mereka juga saling menghormati perbedaan agama.
Sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” . Dalam sila
kedua ini saya belajar untuk saling menghargai dan menghormati persamaan
derajat dan kedudukan. Saling mencintai sesama manusia, berani meneggakkan
keadilan dan berusaha bekerjasama dengan baik dengan orang lain. Dengan adanya
kegiatan kunjungan ke komunitas, kami belajar bekerjasama dengan komunitas
untuk lebih mengembangkan lagi komunitas Gubuk Tulis yang ada di Malang dan
saling berinteraksi agar berani menemukkan pendapat.
Sila ketiga
“Persatuan Indonesia”. Dalam sila ketiga ini saya belajar untuk bangga dan
cinta terhadap tanah air dan bangsa. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
Negara Mengembangkan sikap saling menghargai. Membina hubungan baik dengan
semua unsur bangsa Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa. Menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan Indonesia. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi arau golongan. Dalam suatu komunitas kami juga belajar
untuk tidak memetingkan diri sendiri namun tetap berusaha mementingkan
kepentingan golongan dengan cara tetap ikut ambil bagian dalam kegiatan
komunitas. Membagi waktu antara berkuliah, kegiatan pribadi dengan berkegiatan
di komunitas.
Sila
keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan”. Dalam sila keempat ini saya belajar untuk
menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Menerima keputusan apapun yang
dihasilkan oleh musyawarah. Bekerja sama untuk mempertanggung jawabkan
keputusan tersebut.
Sila kelima
“Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dalam sila ini saya belajar
untuk menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong. Tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum. Kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dalam
komunitas Gubuk Tulis kami juga belajar untuk saling bekerjasama dan
gotongroyong dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Harapannya dengan
mata kuliah Pancasila ini mahasiswa Universitas Ma Chung dapat belajar dari 5
Sila Pancasila dan melaksanakannya dengan baik dan benar. Karena Pancasila
merupakan Dasar Negara dari Bangsa
Indonesia. Selain menjadi Dasar
Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa.
Ini artinya, Pancasila adalah arah atau kiblat bagaimana dan arah
mana bangsa ini akan bertindak atau berlangsung.
Apabila Pancasila diubah, maka kelak Negara ini akan hancur karena
Pancasila merupakan pondasi dari Negara
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar